Taikam, Produk Olahan Kotoran Kambing Yang Menjanjikan

Sobat Inspirasi, ternyata kotoran kambing yang dalam bahas Jawanya “bribil” kalau diolah ternyata bisa menghasilkan uang yang lumayan besar. Olahan ini dijual secara online, dan ternyata banyak yang membeli, dari 100 bungkus dalam sepekan bisa terjual 90 bungkus dengan harga 5 ribu perbungkusnya.

Olahan kotoran kambing ini diberi merek “Taikam” asal kata dari “tai kambing”. Produk olahan ini banyak dibeli oleh para penggemar tanaman bunga dan tanaman hias lainnya. Hal ini dikarenakan tidak bau, kering dan mudah dalam pemakaiannya.

Subur (42 th) salah satu penggagas produk olahan kotoran kambing mengatakan pembuatan produk taikam belum lama sekitar setengah bulanan. Dalam mengolahnya kotoran kambing dilakukan proses fermentasi selama 1 bulan dengan zat E4.

Seminggu sekali kotoran kambing yang di tutup dengan plastik harus di balik yakni dengan mengaduk-aduk, agar asam amoniak yang keluar saat proses fermentasi bisa hilang. Setelah satu bulan kotoran di jemur dan dicampur dengan garam dan kalsium.

Pencampuran garam dan kalsium bertujuan untuk menambah kandungan mineral pupuk dan menghambat pertumbuhan jamur. Setelah kering baru diayak kemudian di kemas dalam kantong plastik dengan berat kurang lebih 3 kg.

Subur sedang melakukan pengolahan kotoran kambing

Sebenarnya pembuatan taikam merupakan efek dari memelihara kambing yang bekerjasama dengan Bumdes Maju Sari Desa Karangsari Kecamatan Karangmoncol. Subur bersama kedua adiknya Mutabingin dan Manto diberi kepercayaan untuk mengelola 17 kambing jantan yang bertujuan untuk penggemukan.

Kambing ini dipelihara untuk dijual kembali saat lebaran idul Adha atau untuk keperluan masyarakat lainnya seperti akikah, khitanan, dan kenduren lainnya. Juga dijual buat keperluan kegiatan bisnis seperti warung sate, gulai kambing, tongseng kambing dan lainnya.

Kandang kambing dirancang dengan sistem kandang kering yakni air kencing kambing diwadahi dengan terpal kemudian dialirkan ke dalam pipa paralon. Diujung paralon kemudian kasih ember sehingga air kencing masuk di ember dan ditampung dalam derigen.

Bisa lihat di channel ini

Dengan sistem ini kandang tidak berbau menyengat, dikarenakan air kencing tidak menyatu dengan kotoran kambing. Dan kandang dalam keadaan selalu bersih, sehingga kesehatan kambing pun bisa selalu terjaga.

” Untuk sementara air kencing kambing belum kami olah untuk pupuk cair, dikarenakan belum ada wadah untuk pengolahan. Karena untuk pengolahan dibutuhkan wadah yang cukup besar. Untuk sementara air kencing kambing, dibuang di sawah sebagai pupuk organik,” kata Subur. (Sap’$)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
WhatsApp