SobatInspirasi, Tak biasanya, Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Soedirman begitu ramainya dari celoteh anak-anak SD, Sabtu (28/1/2023). Mereka terlihat antusias memperhatikan gurunya menerangkan kepahlawanan Jenderal Soedirman.
Lindawati Guru SDN 1 Langkap Kecamatan Kertanegara mengatakan kegiatan luar sekolah ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak. Yakni terkait patriotisme dan nasionalisme kepada bangsa dan negara Indonesia.
” Mereka sangat senang dan gembira, dikarenakan mereka juga belum pernah ke sini. Ditengah perjalanan mereka pun sangat menikmati nya. Pembelajaran luar ini diikuti oleh 50 an siswa dari kelas 1 sampai kelas 4,” ujar Linda.
Sedangkan Eti Siswati Guru kelas 5 SDN 1 Sinduraja mengatakan selain mengenalkan sejarah juga mengenalkan seni rupa terutama seni patung, yakni fungsi patung sebagai monumen. Mereka pun belum pernah memahami MTL Jenderal Soedirman, dikarenakan belum pernah mengunjungi monumen ini.
” Selain refreshing, pembelajaran ini juga berperan untuk menambah pengetahuan para anak didik,” pungkasnya. (dy)
Sobat Inspirasi, 24 Januari kemarin merupakan tanggal lahir Panglima Besar Jenderal Soedirman, salah pahlawan Nasional Indonesia yang ikut berjuang memperjuangkan kemerdekaan RI. Sebagaimana diketahui Pangsar Jenderal Soedirman lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
Untuk mengenang perjuangan Pangsar Jenderal Soedirman sama pemerintah didirikan monumen tempat lahir yang kita kenal MTL Jensud, di Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang. Disana ada boirama dalam bentuk relief terkait biografi Pangsar Jenderal Soedirman.
Terkait dengan hal tersebut, ternyata MTL Jensud menjadi hal yang menarik bagi goweser yakni menjadikan titik kumpul bagi para goweser. Ada berbagai komunitas goweser yang menjadikan MTL ini berbagai kegiatan, seperti Gowes Bareng (gobar) atau kegiatan sosial lainnya.
Menurut salah satu Goweser asal Purbalingga, Tri Pitoyo, MTL menjadi favorit titik kumpul bagi goweser dikarenakan lokasinya strategis, lokasi parkirnya lebar sehingga bisa muat banyak orang. MTL juga menjadi wahana bagi kita untuk meningkatkan semangat patriotisme sebagai anak bangsa.
” Kita merasa bangga dengan kepahlawanan Pangsar Jenderal Soedirman yang lahir di Desa Bantarbarang. Dan disini juga banyak kuliner yang bisa dicoba sama goweser. Dari menu goreng-gorengan, bakso juga ada soto. Ada lagi menu kupat palstik dan mendoan yang nyami,” katanya.
Selain MTL di Purbalingga juga banyak titik kumpul para goweser, seperti jembatan merah Pepedan-Tegalpingen, Alun-alun Purbalingga, Taman Usman Janatin, Jembatan Gantung Bokol-Sumilir, juga Jembatan Kalijaran Karanganyar. Dan tentunya banyak yang lainnya walaupun tidak terlalu favorit bagi para goweser, khususnya untuk wilayah Purbalingga.
Meningkatkan kasus Covid-19 di Purbalingga akhir-akhir ini tentunya menjadi evaluasi bagi temen-temen goweser untuk sementara tidak melakukan Gobar sampai kondisi memungkinkan untuk Gobar.
Hal tersebut dikatakan oleh ketua Komunitas Sepeda Purbalingga (KSP), Sayono saat Gobar terakhir di Bulan November 2020 tahun lalu, saat kegiatan ulangan tahun Komunitas Sepeda Bantarbarang (Koseba) di eks wisata jembatan pelangi.
Namun demikian olahraga sepeda secara mandiri harus tetap dilakukan, tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker saat istirahat, dan selalu menjaga jarak aman serta selalu membawa hand sanitizer.
” Harapannya jika selalu berolahraga, diharapkan imun tubuh meningkat sehingga tubuh bakan selalu sehat,” pungkasnya. (Sap”$)