Sate Blater, Sate Ayam Khas Purbalingga

Sobat Inspirasi, kalau berbicara sate ayam, tentunnya yang sudah terkenal dimana-mana adalah sate Madura, namun ada sate ayam yang juga tak kalah terkenalnya khususnya di Purbalingga yakni Sate Blater, Kecamatan Kalimanah. Desa yang menjadi lokasi kampus Fakultas Teknik Unsoed ini memang sentra sate ayam yang dikenal enaknya.

Keunggulan Sate Blater terletak pada proses pengolahannya. Karena sebelum dibakar, daging sate diolah terlebih dahulu. Mulai dari perendaman di air mendidih selama hitungan menit, hingga perendaman di dalam bumbu khas Blater hingga meresap ke dalam daging dengan sempurna. Setelah itulah, sate baru dibakar.

Sate Blater yang baru matang luar biasa lezat. Dimakan dalam keadaan panas dan kering, rasanya dominan manis namun gurih sungguh memberikan sensasi yang aduhai di mulut. Lebih cocok disantap dengan irisan lontong. Tapi tenang saja, sate ini tetap enak meski dalam keadaan dingin, bahkan setelah tiga hari sekalipun. Hah, tiga hari?

Ya, keawetan Sate Blater bukan karena tambahan pengawet, tapi karena proses pengolahan dari daging mentah menjadi sate cukup lama. Itulah mengapa daging ayam potong yang digunakan hanyalah ayam yang sudah cukup umur. Fungsinya agar penyusutannya tidak terlalu drastis. Proses yang lama inilah dipercaya membuat Sate Ayam Blater relatif awet dan kuat hingga tiga hari. 

Sate Blater di masak dengan arang

Sate Blater banyak dijumpai di sepanjang jalan raya wilayah Purbalingga, malahan sudah sampai di Purwokerto. Sate blater yang sobat inpirasi kenal seperti sate Indra, di Jl Kapten Sarengat persisnya sebelah bangjo Purbalingga. Kemudian ada Sate Mas Enzo yang berada di jalan raya Padamara, serta sate blater Si kembara Kalimanah. Satu porsi isi 10 tusuk rata-rata Sate  Blater dibandrol sebesar 15 ribu rupiah.

Cara membuat sate blater yang enak :

  • Membuat bumbu kacang :  kacang tanah bawang putih, kemiri, cabai merah keriting, cabai rawit merah, garam, dan gula merah yang semuanya sudah dihaluskan. Masukkan air dan air asam. Masak sambil diaduk hingga matang.
  • Selanjutnya celup ayam dalam air mendidih selama 5 menit. Angkat, ambil daging dan kulitnya. Potong-potong memanjang daging ayam dan kulitnya.
  • Sekarang lumuri daging ayam dan kulit dalam campuran bumbu halus (5 butir bawang merah, 2 siung bawang putih, 1 sendok makan margarine, 15 gram gula merah sisir, 1/2 cm kunyit, dibakar, 1/2 sendok teh garam, Diamkan 30 menit dalam lemari es.
  • Tusuklah tiga potong daging ayam dan sepotong kulit ayam ke tusuk sate.
  • Sekarang bakar hingga matang dan wangi sambil dioles sisa bumbu.
  • Yang terakhir sajikan potongan lontong di piring. Letakkan sate ayam. Siram saus kacang. Tabur bawang merah goreng. (Sap’$ : diambil dari berbagai sumber)

Sate Mba Juju, 1.500 Tusuk Ludes Dalam 5 Jam

Sobat Inspirasi, ternyata rejeki seseorang sudah ditakdirkan Allah SWT sendiri-sendiri, banyak UMKM yang mengeluh dikarenakan berkurangnya pelanggan di masa pendemi  ini, namun Alhamdulillah sate pinggir jalan Mba Juju masih bisa eksis. Setiap harinya sekitar 1.500 tusuk sate ayam ala Madura habis terjual hanya sekitar 5 jam saja.

Sate nan enak dan gurih ini memang khas ala Madura, dengan bumbu kacangnya yang nylemakin dan sedikit manis ini, membuat masyarakat sekitar kecamatan Karangmoncol selalu datang dan datang lagi. Biasaya pelanggan membeli sate untuk lauk makan malam, juga digunakan untuk kegiatan keluarga, seperti  kenduren atau tahlilan.

Sate Khas Madura Mba Juju banyak yang suka dari anak-anak sampai orang tua, selain potongan ayamnya yang besar-besar, juga rasanya luar biasa. Para pelanggannya sekitaran kecamatan Karangmoncol, malah kata Mba Juju pelanggannya ada yang datang dari  Desa Sirau, yang nota bene sekitar 15 km dari tempatnya berjualan.

Satu porsi sate khas Madura ini dijual 12 ribu rupiah yang berisi 12 tusuk sate ayam. Untuk membuat 1.500 tusuk sate, dibutuhkan sekitar 30 kg ayam. Belanja bisanya dilakukan pagi hari sekitar jam 7 pagi, sudah dalam bentuk ayam potong yang sudah dibersihkan, serta membeli bumbu-bumbu dan kacang. Kemudian mulai jam 8an sudah memulai membuat potongan kecil-kecil, untuk dibuat sate.

Kemudian jam 4 sore gerobak sate sudah mulai di tata di pertigaan Pasar Manis, Karangmoncol dan sudah siap melayani pemebeli. Sate ini tutup sekitar jam 09.30 malam, jika habis sebelum pukul itu langsung pulang tidak nambah lagi.

Sate Ayam Mba Juju yang enak dan gurih

Terkait bahan bakar sate, dalam hal ini arang, dibeli di Desa Kertaneara, satu kilonya dibeli seharga 4 ribu rupiah untuk arang kayu sedangkan untuk arang batok kelapa dibelinya seharga 7 ribu rupiah. Arang dari Desa Kertanegara lebih berkualitas dibandingkan dari yang lain, lebih kering dan awet.

Untuk membakarnya Mba Juju menggunakan kipas bambu juga dibantu kipas listrik. Dulu saat masih muda masih menggunakan kipas bambu sekarang dibantu dengan kipas listrik. Ini sangat membantu proses matangnya sate. Secara rasa masih tetap sama antara kipas bambu full dengan kipas listrik.

Mba Juju juga bercerita, berjualan di Karangmoncol sudah lebih dari sepuluh tahun. Ketika sampai di Karangmoncol, langsung mengurus kepindahannya dan sekarang sudah betah menjadi penduduk Kecamatan Karangmoncol, tepatnya di Desa Pekiringan.

Seorang diri, Mba Juju berjualan di pasar Manis Karangmoncol, sedangkan  suaminya berjualan di Desa makam tepatnya di depan pasar Makam, Kecamatan Rembang.

Selain sate, Mba Juju juga berjualan kupat plastik, walapun tidak terlalu banyak. Kupat plalstik ini sedianya disediakan untuk jaga-jaga jika ada pelanggan yang akan makan ditempat, namun pelanggan juga bisa membelinya, satu kupat plastik dihargai seribu rupiah saja. (Sap’$)

RSS
Follow by Email
WhatsApp