Puncak Sendaren Riwayatmu Kini

Booming Wisata selfi di tahun 2013an membuat banyak pihak untuk membuat spot selfi yang menarik, salah satunya adalah wisata puncak Sendaren yang berada di desa Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.

Secara global spot selfi ini mengalami naik turun, pada tahun 2016 spot selfi ini sempat vakum, kemudian muncul kembali sejak buka Juli 2020 oleh Bupati Purbalingga. Gaung puncak Sendaren kembali menggeliat, namun adanya pandemi Covid-19 kembali sepi.

Arif Setiyono salah satu pengelolaan wisata Puncak Sendaren mengatakan sudah hampir satu tahun Wisata Puncak Sendaren beroperasi lagi. Ada beberapa wahana yang diperbaiki antara lain jembatan kalendra, jembatan senggani dan jembatan elang pas di puncak Sendaren.

“Alhamdulillah walaupun tidak terlalu banyak setiap harinya ada wisatawan yang datang. Kalau dulu sekitar 200-300 wisatawan perminggu, sekarang dimasa pandemi berkurang drastis, sekitar 100-an dalam seminggu,” katanya.

Baca Juga :

Siregol Land, Wisata Alam Yang Menakjubkan

Green Sabin, Ekowisata Pertama di Jateng

Untuk tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah, sudah termasuk tiket parkir. Dana yang terkumpul sebagian digunakan untuk operasional dan sebagian kembali ke masyarakat. Karena dalam pembangunan Puncak Sendaren merupakan murni dana swadaya masyarakat, kata Arif.

Kalau dilihat dari perubahan sekarang memang akses menuju Puncak Sendaren sudah lumayan bagus, sudah bisa dilalui kendaraan roda 2 maupun 4, kalau dulu masih berupa jalan setapak.

Agar sampai ke are parkir, kendaraan juga harus prima, karena jalannya masih makadam dengan ketinggian yang lumayan ekstrim. Di beberapa titik jalan masih terlihat licin karena ada sebagian yang masih berupa tanah. Disalah satu tikik jalan pengendara harus ekstra hati-hati karena harus melewati satu anak sungai, yang disebelahnya merupakan bibir jurang.

Dibutuhkan keberanian dan keprimaan kendaraan, kalau misalnya tidak tidak punya keberanian atau kendaraan kurang prima jangan harap bisa naik, karena bisa berakibat fatal, kendaraan bisa jatuh atau tidak mundur kebelakang. Untuk itu biasanya sama petugas tiket disarankan kendaraan di titipkan di depan pintu masuk dan dijamin aman.

Dengan bekal semangat 45′ kami pun melanjutkan perjalanan dengan kendaraan roda dua. Pantang mundur kebelakang sebelum dicoba “gayanya he….he…”

Baca Juga :

Curung Matras, Wisata Baru Desa Kramat

Karangmoncol Destinasi “Hampala Wild Fishing”

Setelah sampai tempat parkir, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa indahnya. Pertama kita akan di sambut oleh patung kuda dan tulisan Puncak Sendaren warna putih yang terbuat akrilik.

Sekedar melepas penat dan rasa deg-degan karena melalui medan yang cukup ekstrim, kami bersantai dulu di bebatuan yang mirip meja dan kita bisa duduk di sana untuk sekedar memandang alam semesta di bawah bak hamparan permadani kebiruan.

Setelah penatnya hilang kam teruskan menuju jembatan kalender jembatan selfi pertama. Untuk sampai kesana kita harus melewati ratusan anak tangga dan dikanan-kirinya tempat untuk istirahat, seperti bangku dan juga ada berbagai bangunan, seperti warung atau stand-stand.

Kalau dilihat agak kurang terawat, namun bisa dimaklumi karena jumlah pengunjung nya sepi, sehingga biaya perawatan harus dikurangi. Disana juga ada toilet, cukup bersih dan airnya terus mengalir dikarenakan bersumber dari mati air pengunungan.

Sampai Jembatan Kalendra, harus atur nafas dulu maklum nafas tua dan jarang berolahraga he….he….. Jembatan Kalendra ini terlihat kokoh karena terbuat dari besi bercat merah. Sering juga dinamakan jembatan merah oleh sebagian orang.

Diatas jembatan kita bisa melihat view pemandangan alam yang luar biasa, dan bisa berselfie ria.

Salah satu pengunjung, Riko dari Kalimanah mengatakan dengan melihat keindahan pemandangan capai perjalanan sebanding dengan apak yang dilihat. Sepi memang karena adanya pandemi, namun keuntungan kita bisa berlama-lama menikmati lukisan alam semesta.

” Kalau sudah selesai pandemi, wisata ini bisa menjadi alternatif yang menarik. Cukup rekomendid, dan bisa ramai-ramai kesini,” katanya.

Mohon maaf kami tidak sampai ke 2 jembatan lainnya dikarenakan tenaga sudah gempor, he…he… akhirnya kami pun turun dikarenakan mendung sudah bergelayut di atas awan. Karena kalau kami tidak cepat-cepat turun jalan bisa bertambah licin dan dapat membahayakan.

Jika kalian penasaran kalian bisa datang ke Puncak Sendaren, namun protokol kesehatan tetap harus dilakukan, jangan banyak-banyak bawa teman. Perlu diingat harus bawa bekal minimal air mineral, dikarenakan disana warung belum buka. Wasalam….(16/1/2021)

Bisa juga di lihat di Chenel YouTube kami

Perjalanan ke Puncak Sendaren, sangat menakjubkan!!!

RSS
Follow by Email
WhatsApp