Sobat Inspirasi, berdasarkan data dari Yayasan Thalassemia Indonesia dan Perhimpunan Orangtua Penyandang Thalassemia Indonesia (YTI-POPTI) yang dilansir dari laman Tribunjogja.com penyandang Thalasemia setiap tahunnya naik antara 8-10 persen.
Tahun 2019 penyandang Thalasemia tercatat kurang lebih sekitar 10 ribu, sedangkan di Purbalingga terdapat 61 orang penyandang Thalasemia, dan di Kecamatan Karangmoncol terdapat 3 orang, 2 orang dari Desa Rajawana dan 1 dari Desa Baleraksa.
Ketiganya masih tergolong anak-anak dikarenakan mereka masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Melihat kondisi mereka saat berkunjung kesana memang perlu ada kepedulian dari kita semua terutama yang dalam kondisi sehat.
Dua sampai tiga minggu sekali mereka harus ditranfusi darah agar kondisi tubuhnya tetap sehat, dan bisa bermain dengan teman-temannya. Satu kantong darah harus tersedia setiap transfusinya untuk bisa menopang kehidupan mereka. Sungguh diperlukan kepedulian kita semua untuk selalu berbagi “donor darah”.

Sebagaimana diketahui Thalasemia dari laman alodokter merupakan kelainan darah yang diturunkan dari orang tuanya. Kelainan tersebut menyebabkan penyandang Thalasemia mengalami anemia atau kurang darah. Kurang darah yang dialami penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu aktifitasnya.
Alhamdulillah, pemerintah dalam hal ini sangat konsen terhadap para penyandang Thalasemia ini, dari mulai menggratiskan biaya transfusi sampai memberikan bantuan 200 ribu rupiah perbulan selama 12 bulan. Bantuan ini harapan bisa sedikit membantu biaya transportasi ke Rumah Sakit. Agar kondisi mereka dapat tertolong dan bisa beraktivitas seperti manusia normal.
Untuk itu, Sobat Inspirasi mengetuk hati para pembaca untuk bisa memberikan setetes darahnya agar para penyandang Thalasemia bisa menghirup segarnya udara pagi, merasakan hangatnya mentari dan belaian angin pengunungan.
Ditengah pandemi Covid-19, tentunya tidak menjadikan halangan untuk berbagi. Karena protokol kesehatan dalam pengambilan darah donor selalu menjunjung tinggi protokol kesehatan. Untuk itu jangan ragu, untuk selalu berbagi mulai dari sekarang. Salam Kemanusiaan !!! (Sap”$)