Agroeduwisata Katel Klawu, Wisata Pertanian di Purbalingga

Sobat Inspirasi, jika ingin berwisata kemudian bisa menimba ilmu terkait dengan pertanian, anda bisa datang ke Agroediwisata Katel Klawu. Tepatnya di Desa Pengalusan Kecamatan Krebet Kabupaten Purbalingga.

Di Agroeduwisata ini akan suguhi pemandangan yang sangat indah, kanan kirinya sebatas mata memandang akan terlihat pepohonan jati dan pinus milik perhutani. Hawa yang sejuk dan angin semilir akan menemani perjalan anda ke kasana.

Sampai disana akan terdapat Saung sebagai tempat diklat berukuran 6 x 8 meter. Demplot sayuran ukuran 2.500 meter persegi. Sarana prasarana pembelajaran, sarana pemasaran berupa freezer. Penataan halaman lingkungan, green house ukuran 6 x 8 meter.

Pembangunan Agroeduwisata itu merupakan fasilitasi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI dengan anggaran dana mencapai Rp 199,5 juta ditambah uang hadiah juara 1 nasional Lomba P2L sebesar Rp 50 juta.

Ketua KWT Karya Tani Desa Pengalusan, Murwati mengatakan dengan terbangunnya kawasan Agroeduwisata ini semakin melengkapi potensi yang akan terus dikembangkan kelompoknya terutama pengembangan sayur mayur.

Panen sayuran

Sarana Agroeduwisata akan dikembangkan untuk sarana pendidikan dari anak PAUD dan para mahasiswa. Yang berkunjung akan diberikan pengetahuan dari bagaimana cara menanam, merawat dan memetik sayur-sayuran, serta pengemasan produk.

Selain itu ada stan yang menjual oleh-oleh berupa sayur-mayur, juga dipasarkan beberapa produk olahan KWT seperti sambal kucai dan tape pengalusan atau lebih dikenal dengan Taplus.

Pemasaran kedua produk ini bukan hanya di Purbalingga saja namun sudah go publik. Pemasaran sambal kucai sudah sampai ke Medan dan Banyuwangi. Sejak Juni 2021 hingga saat ini, produk sambal kucai yang dipasarkan telah mencapai 3.800 kemasan botol.

Sedangkan produk Tape Pengalusan juga sudah berproduksi mencapai 5 kwintal yang dipasarkan didalam dan luar kabupaten Purbalingga. (Sap’$: disarikan dari Humas Purbalingga)

Nendangnya Sate Yani

Bagi kalian yang hobi kuliner, atau pemburu kuliner, ada kuliner yang menarik dan patut dicoba, yakni Sate Yani. Tempatnya yang stregetis di pinggir jalan Serayu Larangan Mrebet gampang dicari lewat google maps. Perjalanan dari arah Purbalingga sekitar 7 Km dari jantung kota Purbalingga tidak jauh dari pertigaan serayu larangan, tepatnya di kiri jalan jika dari arah Purbalingga.  

Mengapa Sate Kambing Pak Yani begitu istimewa? Sate Kambing Pak Yani terkenal enaknya karena dagingnya yang empuk. Padahal, sebelum dibakar di atas arang membara daging masih dalam  kondisi mentah. Bumbunya juga meresap sempurna ke dalam daging. Disajikan di atas hot plate, membuat Sate Kambing Pak Yani tetap hangat dan semakin mengundang selera.  

Sate Yani

Baca Juga :

Gurame Bakar Duo Upik, Enaknya Edan Banget

Say Story, Esnya Anak Jaman Now

Daging Kambing yang digunakan adalah kambing muda atau istilah jawanya itu cempe. Cempe usia maksimal 3 bulan (batibul), jadi sudah pasti empuk, kata Mahyan sebagai salah satu penerus usaha Sate Kambing Pak Yani.

Tidak sembarang cempe yang dia ambil dagingnya untuk diolah sebagai sate. Tapi, cempe asli Kejobong yang memang dikenal sebagai sentra kambing kualitas terbaik. Kata Mahyan kambing dari Kejobong itu memang istimewa. Dagingnya empuk dan kenyal. Sepertinya tidak ada kambing dengan kualitas sebaik itu di tempat lain.

Dalam sehari, Mahyan membutuhkan kurang lebih lima hingga enam ekor kambing muda khas Kejobong untuk dipotong. Penyembelihannya juga dilakukan secara bertahap agar kesegaran daging tetap terjaga.

Selain sate, warung makan ini juga menyediakan gulai kambing untuk melengkapi acara santap–menyantap. Bagi anda yang tidak menyukai daging kambing, tidak perlu khawatir. Karena di Warung sate Kambing Pak Yani, tersedia juga masakan dari ayam, seperti sate dan ayam goreng.

Untuk menyempurnakan acara makan-makan, pesanlah teh poci plus gula batu sebagai minumannya. Dijamin, Warung Sate Kambing Pak Yani akan selalu di hati. (*)

Green Sabin, Ekowisata Pertama di Jateng

Sobat Inspirasi, Baru berumur 1,5 bulan, Green Sabin telah menjadi daya tarik wisata di Purbalingga dan sekitarnya, kurang lebih setiap harinya 500 orang pengunjung datang ke Green Sabin dan jika liburan bisa mencapai 1.000 orang. Green Sabin menjadi Ekowisata pertama di Jawa Tengah, yang menampilkan ruang terbuka hijau berupa paronama alam pesawahan.

Supervisior Divisi Promosi dan Pemasaran Green Sabin mengatakan Green Sabin sudah berjalan sekitar 1,5 tepatnya dibuka tanggal 7 Juli 2020 dengan menerapkan simulasi protokol kesehatan. Green Sabin merupakan wahana wisata ruang terbuka sehingga tingkat keramaian tidak terfokus di satu tempat saja.

Green Sabin mulai dibuka mulai pukul 9 pagi sampai jam 9 malam, dengan tarif tiket sebesar Rp 20 ribu dan sudah mendapatkan satu buah softdrink, dengan cara menukar tiketnya ke bagian informasi. Semua tempat di Green Sabin merupakan spot selfie yang menarik, yang semuanya patut dikunjungi.

Baca Juga :

Gule Melung, Lezatnya Ga’ Ketulung

Curung Matras, Wisata Baru Desa Kramat

Green Sabin juga menyediakan menu makanan dengan harga yang bervariasi antar Rp 10 ribu – Rp 50 ribu dengan berbagai menu makanan. Baik makanan tradisional maupun makanan kekinian untuk para anak-anak. Untuk kalangan anak muda bisa mencoba di cafe botani yang menyediakan menu kopi baik jenis arabika mupun robusta dan menu cemilan khas anak muda.

Jika ingin berkunjung kesana tempatnya berada di Desa Cipaku Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, dan di Google Maps sudah ada. Jika suka bisa klik di Chenel Yautube kami di Chenel Insirasi Ku.

RSS
Follow by Email
WhatsApp