Gurihnya, Soimay Bu Hani

Purbalingga, Siomay Bu Hani yang bertempat di Komisaris Noto Sumarsono, Purbalingga, atau tepatnya di pertigaan Bakso Misdar, bisa menjadi salah satu rekomendasi batagor enak yang ada di Purbalingga. Siomay ini selain rasa ikannya yang sangat terasa, juga bumbu kacangnya yang gurih dan lembut sungguh mengundang selera makan.

Seperti Siomay lainnya, ada potongan kentang, dan satu butir telor godong, yang membedakan batagor bu hani dengan batagor lainnya adalah batagor ikannya sangat lembut. Sehingga sobat kuliner bisa langsung cabut kesana. Warung mulai buka pukul 9 pagi tutup 8 malam.

Agus salah satu pelanggan mengatakan Siomay Bu Hani menjadi makanan favorit yang enak dan mengenyangkan. Selain terjangkau harganya, bumbunya juga gurih dan pas dilidah, rasa pedas dan manis serta asin menjadi kombinasi rasa tersendiri yang tidak bisa diceritakan.

” Jika saya ke Purbalingga saya sering mampir ke sini, baik sama keluarga atau sendiri”, kata Agus warga kecamatan Bojongsari.

Sedangkan pemilik warung bu hani mengatakan bahan baku Siomay langsung didatangkan dari Cilacap. Bahan ikannya sudah dicincang halus, sehingga kita tinggal buat adonan untuk membuat batagor. ” Sehingga kualitas rasa menjadi jaminan agar para pelanggan kembali ke kami”, ujar Hani.

Hani mengatakan setiap harinya kurang lebih 200 porsi habis terjual dan pemasaran bukan hanya di Purbalingga saja namun sudah merambah ke luar kecamatan. Pelanggan bisa memesannya secara online dan langsung diantara ke tempat tujuan.

Selain jualan Siomay baik goreng maupun kukus, juga menjual Batagor dan kombinasi batagor-siomay-telor. Harga per porsinya antara 15 ribu rupiah sampai dengan 18 ribu rupiah.(***)

Rekomendasi Spot Berburu Takjil dan Hidangan Buka Puasa di Purbalingga

SobatInspirasi, Saat memasuki bulan Ramadan, tradisi berburu takjil menjadi salah satu kegiatan yang tak bisa dilewatkan bagi umat muslim di Indonesia. Nah, buat kamu yang tinggal di Purbalingga, berikut adalah beberapa lokasi yang wajib kamu coba buat mencari hidangan berbuka puasa.

Pertama, kawasan kuliner Purbalingga Food Center (PFC) yang berada di Jl. Lingkar GOR Goentoer Darjono. Disini kamu bisa menemukan banyak pedagang kuliner yang menawarkan makanan dan jajanan maupun minuman menyegarkan. Bahkan di PFC juga terdapat wahana bermain anak-anak, sehingga cocok untuk berburu takjil sambil ngabuburit bersama keluarga.

Lokasi berikutnya adalah Gang Mayong di Jl. Wirasaba yang berlokasi tak jauh dari alun-alun Purbalingga. Gang mayong sudah sejak lama terkenal sebagai pusat kuliner malam di Purbalingga. Disini kamu bisa menemukan banyak penjual makanan yang enak dan murah.

Lokasi ketiga ada di Jl. Letkol Isdiman Purbalingga, di sepanjang jalan ini banyak penjual takjil yang membuka lapak untuk menjajakan beragam makanan dan minuman seperti kue pukis, gorengan, cilok, dan minuman segar. Bahkan, ada juga yang menjual berbagai lauk pauk, sayur matang, takjil dan nasi rames dengan harga terjangkau, sehingga cocok bagi anak kos atau kamu yang malas memasak dirumah. Salah satunya Angkringan Vika yang beralamat di Jl. Letkol isdiman no. 96 Bancar atau dari SMPN 2 Purbalingga ke timur sekitar 50 meter.

“Untuk harga nasi rames Rp 7000, sayur matang Rp 5000 perbungkus dan gorengen Rp 2000,” kata Ibu Titin pemilik angkringan vika di sela-sela melayani pembeli.

Lokasi selanjutnya adalah Pasar Ramadan yang berada di Jl. Pasukan Pelajar, Kelurahan Purbalingga Wetan atau tepatnya di depan Gedung Sarwa Guna. Ada sekitar 50 lapak pedagang yang menjajakan berbagai makanan dan minuman segar di Pasar Ramadan ini. Sejak pukul 15.00 WIB, para pedagang sudah mulai menata dagangannya, kawasan ini menjadi tempat yang tepat bagi kamu untuk berburu takjil.

Sementara itu salah satu penjual es kelapa muda di Jl. Lingkar GOR Goentoer Daryono, yang akrab disapa Pak Ompong mengatakan pada bulan puasa ini dia mengalami kenaikan omset sampai 30%.

“Saat menjelang buka puasa lebih ramai walaupun kalau sore sering hujan tapi tidak berpengaruh, omset juga meningkat,” katanya. (DHS/Kominfo)

Nikmatnya Makaroni Keju Elfath, Cemilan Dari Keju Asli

SobatInspirasi – Makaroni keju Elfath bisa menjadi alternatif camilan berbeda untuk menemani aktivitas keluarga di rumah.Teksturnya yang lembut dan bebas pengawet menjadikan makaroni keju Elfath aman dikonsumsi anak-anak hingga orang tua.

“Diproduksi secara higienis dan tanpa menggunakan bahan pengawet, bisa tahan lama sampai 1 tahun, kami mengandalkan pengawetan secara alami, produk kami juga gluten free,” ungkap Asep Hidayat pemilik makaroni keju Elfath.

Asep mengungkapkan, produknya dibuat dengan keju berkualitas dan bahan baku pilihan yang diolah dengan teknik khusus, sehingga menghasilkan snack makaroni dengan rasa keju asli yang lezat.

Saat ini makaroni keju yang diproduksi sudah menambah berbagai varian rasa mulai dari varian original, barbeque, pedas, coklat, balado, ubi ungu, dan seledri. Setiap harinya Elfath mampu menjual 40 kg makaroni keju perhari atau 200pcs kemasan 200gram.

Produk makaroni keju Elfath dapat dijumpai di jaringan minimarket Indomaret dan Alfamart di daerah Purbalingga, serta toko oleh-oleh seperti Mirasa Putra dan ABC, atau bisa datang langsung ke tempat produksinya di sebelah timur SPBU Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Untuk pemesanan online dapat melalui marketplace salah satunya shopee: elfathshop dan melalui website makaronikeju.com.

Makaroni Keju Elfath, lanjut Asep, bisa beradar di jaringan minimarket nasional berkat fasilitasi Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan UMKM Purbalingga. Saat ini Elfath juga menjadi salah satu produk yang menjadi souvenir untuk tamu negara di acara G20 di Bali.

“Mendapatkan pesanan dari Bank Indonesia sebanyak 200pcs untuk souvenir acara puncak G20 di Bali,” pungkasnya. (DHS/Kominfo)

Batagor Depan MAN Pancen Tiada Taranya

SobatInspirasi – Akhir-akhir ini banyak kita jumpai jajanan siomay yang dipadukan dengan batagor bahkan beberapa pedagang juga membuat variasi tidak hanya kering dengan guyuran bumbu kacang akan tetapi ada yang ditambahkan kuah layaknya bakso. Ini pula yang dijajakan oleh Yoga Budi Prasetyo (45) asal Desa Metenggeng Bojongsari Purbalingga.

Pada tahun 2006, Yoga memulai usahanya dengan menjajakan siomay dan cilok keliling menggunakan sepeda motor. Ia berangkat setiap pagi dari desa menuju Purbalingga kota dan menanti pembeli di depan kantor Dinpendukcapil Purbalingga. Dari situlah Yoga mendapat pelanggan mulai dari kalangan pelajar hingga orang kantoran.

Lambat laun usahanya pun berkembang hingga Yoga memiliki gerobak yang lebih besar untuk berjualan. Usahanya tersebut mulai buka pukul 09.30 hingga dagangannya habis. Pelanggannya tidak hanya dari Purbalingga, ada pula yang dari Banjarnegara bahkan Kebumen. Untuk masing-masing item siomay atau batagor dihargai 1000 rupiah kecuali telur 3000 rupiah.

“Kalau hari-hari biasa alhamdulillah bisa menghabiskan 18 kg adonan siomay. Biasanya habis jam 2, paling sore pernah jam 5,” ujar bapak 3 putra ini saat ditemui di depan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purbalingga, Rabu (12/10).

Karena kewalahan melayani pembeli yang semakin bertambah, kini Yoga dibantu 2 orang karyawan. Yoga melanjutkan dirinya belum menerima pesan antar, sehingga bagi warga Purbalingga dan sekitarnya yang ingin menikmati siomay dan batagor dagangannya bisa menuju ke depan MAN Purbalingga tempat ia biasa mangkal.

“Dulu awalnya saya dibeliin sama temen terus saya tanya di mana belinya dan dia ngasih tau di depan MAN. Sampai sekarang kalau beli siomay-batagor pasti di sini, bumbu kacangnya enak, bikin nagih pokoknya,” pungkas Tama pelanggan setia dari Bancar Purbalingga.

Mie Ayam Pak Sikin Pancen Nylekamin

SobatInspirasi – Mie ayam merupakan salah satu kuliner yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Purbalingga. Diantara warung mie ayam di Purbalingga, mie ayam ceker “Pak Sikin” yang beralamat di Desa Babakan RT. 15 RW. 4 menyajikan porsi yang jumbo dengan harga mulai dari 12 ribu rupiah.

Sikin Lukfianto (48), pria asal Desa Karangcegak Kecamatan Kutasari menceritakan awalnya pada tahun 1988 dia belajar membuat mie ayam di Jakarta akan tetapi tiga tahun kemudian barulah merintis usaha mie ayam di Purbalingga. Sikin mengawali usaha mie ayamnya menggunakan gerobak keliling kota Purbalingga hingga daerah Pepedan Kecamatan Pengadegan.

“Tahun 1991 saya ke Purbalingga lalu survey pasaran, saya coba dagang mie ayam di sini waktu itu harga masih 300 perak per porsi,” ujarnya saat ditemui di warung.

Sikin melanjutkan, pada tahun 1992 mulai berjualan di Babakan Kalimanah masih menggunakan gerobak dorong. Selama berjualan di Babakan dia menempati rumah kontrakan di depan Masjid Al Ikhlas Babakan hingga akhirnya menikahi pujaan hatinya yang asli Babakan pada tahun 1996. Berjualan menggunakan gerobak dorong ini dia lakukan selama 10 tahun di Babakan atau tepatnya hingga tahun 2002.

“Tahun 2002 saya mulai merintis mangkal di sini (sebelah Barat Masjid Al Ikhlas-red), nggak nyangka. Sebenarnya saya mau ider (keliling-Jawa) tapi sudah habis di sini,” ungkap bapak 3 anak ini.

Pada tahun 2004 dia mulai mencoba variasi toping untuk usaha mie ayamnya. Ide ini bermula dari pelanggan yang minta toping ceker (kaki ayam-red) hingga berkembang sampai saat ini mie ayam “Pak Sikin” menyediakan toping bawang goreng, kriuk, ceker, kepala, dan bakso. Seiring berkembangan teknologi mie ayam “Pak Sikin” juga menerima Delivery Order melalui platform online.

“Kita buka mulai jam 10 pagi sampai jam 7 malam, liburnya seminggu sekali tapi nggak pasti harinya, kalau butuh istirahat ya libur. Sehari rata-rata 10 sampai 11 kilo tepung, 1 kilonya bisa buat 15 porsi,” kata Sikin.

Nurul, pelanggan mie ayam “Pak Sikin” dari Kutasari mengatakan bahwa bumbu rempahnya sangat terasa, mienya lembut, dan saat jam makan siang harus sabar mengantri karena banyaknya peminat dari berbagai wilayah di Purbalingga. “Selain bumbu rempahnya yang sangat meresap dan nylekamin (lezat sekali-jawa), porsinya munjung (menggunung-jawa) pasti kenyang harganya sangat terjangkau,” pungkasnya. (fph/kominfo)

Hardika Dwi Hermawan Seorang Inisiator Desamind Indonesia

SobatInspirasi– Hardika Dwi Hermawan, pemuda asal Desa CIpaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, telah menorehkan prestasi di bidang pengabdian masyarakat. Pemuda berusia 29 tahun ini telah berkontribusi dengan menginisiasi sebuah organisasi sosial bernama Desamind.

Desamind merupakan organisasi non-profit di bawah naungan Desamind Indonesia Foundation yang berbasis pendidikan dan sosial kemanusiaan, ekonomi, serta lingkungan. Desamind beranggotakan 1000 pemuda dari seluruh penjuru Indonesia yang menjadi mitra di banyak desa, tujuannya membentuk masyarakat maju, berdaya saing, serta melek peradaban.

Sejak awal mulanya di tahun 2020, Desamind mampu memperoleh penghargaan Top 3 Mata Garuda Prize di bidang pengabdian masyarakat dan lingkungan dari LPDP Kementerian Keuangan. Kemudian di tahun berikutnya, pada ajang yang sama, Desamind memperoleh penghargaan produk binaan terbaik dalam bidang bisnis dan ekonomi.

Walau baru 2 tahun bergerak, kini Desamind memiliki 12 cabang resmi yang berada di berbagai kabupaten di Indonesia. Setiap chapter memiliki desa-desa mitra di kabupaten masing-masing sebagai target pengembangan desa. Di tahun 2021 Desamind Chapter Purbalingga bermitra dengan desa-desa di Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.

Hardika Dwi Hermawan sebagai salah satu pendiri Desamind Indonesia Foundation, memiliki segelintir prestasi dan penghargaan seperti Peraih Alumni Award LPDP’19 Bidang Pendidikan, Penerima Beasiswa LPDP Luar Negeri Jalur Prestasi Nasional/Internasional, serta meraih lebih dari 40 Penghargaan Nasional/Internasional.

Hardika menjelaskan bahwa yang melatarbelakangi terbentuknya Desamind Indonesia adalah keresahan dan rasa tanggung jawab sosial ketika ia baru saja menyelesaikan studinya dari luar negeri.

“Pada awalnya saya berpikir tentang apa yang sebenarnya bisa saya lakukan ketika pulang ke desa. Kemudian saya dan teman-teman, memulai gerakan bernama Desamind. Desa sebetulnya juga punya potensi, hanya saja kalau mau berkembang memang butuh adanya pola pikir. Kami ingin menumbuhkan mindset dan semangat berkembang para pemuda demi masa depan desa,” ujarnya.

Sebagai salah satu pendiri Desamind Indonesia Foundation, Hardika berharap dan mengajak para pemuda untuk menjadi agen perubahan. Sudah sepantasnya lanjut Hardika, para pemuda memiliki wawasan luas dan kompetensi kelas dunia, namun harus tetap punya sikap dan pemahaman akar rumput permasalahan seputar desa. (GIN/Kominfo)

Nasi Mangut Bu Sugeng Yang Maknyos

Sobat Inspirasi, Ternyata di Purbalingga ada kuliner tradisional yang menyajikan makanan khas pantai yang perlu sobat cicipi yakni nasi manggut khas Klaten. Nasi mangut ini ternyata sudah ada di Purbalingga sejak tahun 70-an dan sudah menjadi kelangenan para penghobi ikan mangut.

Warung ini terletak di Jalan Isdiman atau sebelah Markas PMI Purbalingga. Menurut sang pemilik Bu Sugeng, ikan mangut yang diperolehnya langsung di beli di home industri di Klaten. Setiap minggu, 300 potongan ikan mangut asap dibelinya, dalam satu minggu terkadang stoknya sudah habis terjual.

“ Dulu saat saya masih muda saya langsung membelinya, namun sekarang sudah tidak boleh sama anak, sehingga yang membeli anak laki-laki saya. Untuk membelinya saya harus telepon dulu ke tempat produksinya agar kesana bisa kebagian,” ujarnya sambil membersihkan sayuran buat persiapan masak besoknya, Rabu (30/3/2022).

Untuk membuat ikan mangut yang maknyos, menurut dia menggunakan racikan rempah seperti bawang, brambang, cabai dan bumbu-bumbu lainnya. Untuk cabai dulu takarannya memang luar biasa banyaknya, namun dengan perkembangan permintaan pelanggan yang tidak suka terlalu pedas ekstra maka komposisinya sekarang dikurangi.

” Rasa pedasnya memang tidak terlalu pedas lagi, namun masih berasa bumbu rempahnya serta ikan asapnya,” ujar Wisnu salah satu penggemar ikan mangut.

Nasi mangut ini satu porsinya dijual hanya tiga belas ribu rupiah dan itu sudah plus sayur pilihan pelanggan, plus satu gelas air putih tentunya. Sangat murah, jika dibanding belinya yang jauh di Klaten sana.

Selain menu ikan mangut, ada beberapa menu yang sajikan seperti, sayur rebung, sayur tempe, sayur jengkol, bandeng presto, tonggkol dan menu sayur lainnya. Warung Bu Sugeng juga menyajikan aneka gorengan seperti bakwan, mendoan, tahu brontak, dan pisang goreng dll.

Warung nasi mangut, juga menjadi idola ibu-ibu yang tidak mau repot dengan namanya masak-memasak. Biasanya mereka membeli sayur, lauk dan gorengan buat keluarganya disela-sela istirahatnya.

Warung mulai buka jam 9 pagi dan tutup sekitar pukul 4 sore, namun demikian warung ini mulai beroperasi ba’da subuh, yakni mulai masak nasi dan air. Walaupun sudah lanjut usia, ba’da Subuh, Bu Sugeng harus ke pasar untuk membeli keperluan warungnya. (dy)

RSS
Follow by Email
WhatsApp