Bakso Tulen, Larsis Manis Bak Kacang Goreng

Sobat Inspirasi, kalau berbicara bakso, semua orang pasti rata-rata suka dengannya. Apalagi jika kauahnya mantaps dan baksonya gede dan lezat. So pasti akan diburunya sampai ke ujung dunia he….he….

Yah di Sangkal Putung, Pepedan, Karangmoncol ada bakso yang enak dan lezat serta baksonya juga gede yakni bakso Tulen. Satu posrinya hanya 13 ribu perak, sebanding dengan rasanya yang gurih dan nikmat.

Saiful pemilik warung bakso mengatakan setiap harinya harus menyediakan 30 kg daging sapi berkualitas untuk membuat bakso, dengan campuran 1:2 yakni 1 kg tepung terigu 2 kg sapi. Pencampuran ini menimbulkan rasa sapi yang kuat serta kres dilidah.

Setiap hari sekitar jam 5 pagi, Saiuful harus pergi ke pasar membeli bahan-bahan pembuatan bakso, dan menggiling daging sapi di penggilingan daging. Jam 8 harus sudah sampai di warung untuk membuat bakso.

Dibantu oleh 5 karyawan nya, sekitar jam 10 warung pun sudah siap melayani pembeli. Setiap hari 300 porsi bakso habis ludes diborong pecinta kuliner bakso, atau orang yang sedang kelaparan he…he….

Bakso Tulen, 1 bakso besar dan 4 bakso kecil

Untuk membuat bakso selain campuran daging sapi yang pas, juga bumbu bakso juga mempengaruhinya. Bumbu yang digunakan antara lain Bawang putih, lada putih, bawang merah, pala bubuk, garam, gula dan penyedap rasa.

Saiful bercerita, sebelum mangkal di Sangkal Putung, dirinya dari tahun 2013 sudah menjajakan bakso dengan cara berkeliling, ke desa-desa. Kemudian tahun 2018 mulai mangkal hingga sekarang.

Jika kalian penasaran silahkan datang saja ke Sangkal Putung tepatnya di sebelah timur Alfamart Karangmoncol. Insyallah setiap hari buka sekitar jam 10 pagi dan tutup, sekitar jam 10 malam. Selain bakso, Saiful juga menjual mie ayam yang dijual per porsi nya sebesar 10 ribu rupiah.

Walaupun masa Pendemi, warung bakso Tulen masih tetap eksis, ada penurunan namun tidak signifikan. Dikarenakan warung ini lebih mengutamakan kualitas rasa, sehingga dicari setiap orang.

Bakmie 88, Yang Segar mudah di bayar

Sobat Inspirasi, bakmie merupakan makanan favorit “makanan jalanan” yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat, baik kalangan ekonomi bawah, menengah maupun atas. Olahan bakmie banyak ragamnya, dari yang yemek-nyemek, kuah maupun goreng, dari yang topping sea food maupun non seafood.

Kalau sobat inspirasi ingin menikmati bakmie yang rekomendid dan dijamin super kenyang bisa mampir di bakmi 88 belakang Dinkominfo Purbalingga tepatnya di jalan Wiraguna sampai KUA Purbalingga. Tempatnya yang agak menjorok ke dalam memang agak susah dicari, namun dengan kecanggihan teknologi bisa diri sama aplikasi google maps atau grap food atau go food.

Bisa di lihat kepiawaian Markum dalam membuat Bakmi

Menurut Markum (32 tahun) asal Kejobong mengatakan mangkal di Jalan Wiraguna sejak awal 2019 sampai sekarang. Awalnya Markum bekerja di Kota Tanggerang, Banten selama 13 tahun dan bekerja di warung bakmie. Merasa sudah bisa mengembangkan bakatnya, kemudian Markum, pulang untuk memulai usaha nya di Purbalingga.

Purbalingga menjadi tempat usahanya dikarenakan mempunyai peluang yang cukup bagus, dan di sana sudah masuk dalam jangkauan pesan antar seperti Go Food dan Grap Food. Kalau berada di Kejobong maka jangkau usahanya hanya terbatas disekitar Kojobong saja yang note bene masih tergolong ndeso. Sewa tempatnya 8 juta rupiah pertahun.

Markum sedang maracik menu pesanan pelanggan

Bakmi 88 mulai buka jam setengah sepuluh sampai pukul sepuluh malam. Bukan hanya bakmie saja ada 30 an varian menu yang disiapkan dalam usahanya. Berbagai menu bakmi (mie kwetiau), nasgor dan bakso serta olahan seafood, bisa dipesan disana. Yang rata-rata harganya sangat terjangkau antara 10 ribu sampai 23 ribu untuk olahan seafood.

Walaupun dimasa pandemi, namun bakmie 88 masih bisa menjalankan usahanya. Dalam satu harinya Bakmi 88 bisa menghabiskan 50 -70 porsi menu. “Cukuplah untuk bisa menutup operasional,” kata Markum yang dalam mengelola bisnisnya dibantu satu orang rekan satu desanya.

Yang menarik dalam bakmie 88 adalah semua bahan bakunya masih dalam keadaan segar, seperti seafood, ayam, baso dan bumbu rempah lainnya masih segar. Dalam membuat bumbunya juga langsung di tempat bukan bumbu siap pakai “instan”. Hal ini kata Markum agar bakmi bikinannya terasa segar dan sehat.

Terkait, dengan selera pedas, Bakmi 88 membuat 3 katagori level pedas, yakni cukup pedas, sedang dan super pedas. Porsi, bakmi 88 tergolong cukup lumayan jumbo. Kalau orang yang sudah terbiasa makan porsi lumrah maka 2 porsi cukup buat 3 orang. Bukan karen pelit apalagi ngirit namun agar makanan yang sudah terlanjur dibeli tidak mubazir. “Beli dua porsi untuk 3 orang sudah biasa disini,” katanya.

Dalam menanti makanannya jadi, pembeli juga kerap disuguhi atraksi masak api oleh Markum, yang memang untuk urusan masak-memasak langsung dilakukan sendiri, bukan sama pekerjanya. Untuk membuat masakan menjadi seolah-olah tersambar api, harus menggunakan minyak yang panas, sehingga jika digoyang-goyang, maka apinya akan menyambar uap minyak sehingga menimbulkan letupan api yang membara. (Sap’$)

Gang Mayong, Salah Satu Pusat Kuliner Favorite di Purbalingga

Sobat Insipirsi, ada beberapa pusat kuliner di Kabupaten Purbalingga yang terkenal dan menjadi incaran para pemburu kuliner, atau hanya sekedar “nothol time” waktunya makan, antara lain Purbaligga food center (PFC) dan Gang Mayong. PFC sendiri merupakan pindahan pedagang alun-alun ke sisi barat GOR Goentoer Daryono.

Sedangkan Gang Mayong sebagai pusat kuliner sudah ada sejak lama, semasa kempemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko, Gang Mayong sempat dinamai Kya-kya Mayong, mengadopsi Tunjungan atau di Taman G Walk (Gapura Walkway) di Surabaya. Nama ini diperkuat dengan interior penuh lampion seperti di satu keramaian di pecinan.

Gang Mayong saat Malam
Gang Mayong saat Malam

Karena sudah termakan usia lampu-lampu neon pun tidak diganti lagi lagi sama pemerintah, akhirnya nama kya-kya mulai redup berganti kembali menjadi Gang Mayong. Untuk mencarinya sangat mudah bisa menggunakan google maps, yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Purbalingga Kulon Kecamatan Purbalingga.

Nama Mayong pun menurut laman igosaputra.com berasal dari nama keturunan Tionghua, yakni Kwee Ma Yong, yang merupakan salah satu keturunan dari Tionghua yang terkemuka di tanah Jawa, yakni salah satu pengusaha rokok. Disebalah jalan itu masih ada rumah bergaya eropa yang disinyalir milik Kwee Lie Keng, ayah dari Kwee Ma Yong. Sehingga jalan tersebut dinamakan Gang Mayong.

Gang Mayong pusat kuliner di Purbalingga

Walaupun ditengah pandemi Covid-19, keramaian gang mayong masih terasa walau tidak seramai dahulu. Sisa-sisa jekan kuliner masih sangat terasa, berbagai aneka makanan disajikan disana dengan sangat variatif seperti : warung lamongan, nasi goring, berbagai olahan mie, sate, roti bakar, bubur kacang ijo, bakso dan berbagai menu makanan lainnya.

Tentunya dengan selalu menggunakan protocol kesehatan yakni selalu menggunakan masker, cuci tangan  dana jaga jarak, Insyallah bisa terhindar dari penyakit Covid-19. Namun  jika masih ragu bisa dibungkus dan dimakan bersama keluarga di rumah. Itung-itung kita sedikit membantu kehidupan para UMKM dan pedagang kecil yang sekarang banyak terimbas akibat Covid-19.

Salam wareg karena waktunya nothol time he….he…..(Sap’$)

Anda Lapar? Warlam jadi solusinya

Sobat Inspirasi, jika anda Lapar saat perjalanan dari jauh dan tidak membawa bekal disaat jam makan siang, maka tidak usah gelisah karena ada Warung Lamongan (Warlam) yang senantiasa buka untuk anda. Warlam biasanya buka jam empat sore sampai jam setengah dua belas malam, walaupun beda pemilik disetiap Warlam menghidangkan menu hampir sama.

Warlam biasanya menghidangkan menu ayam kampung, bebek, burung dara, lele yang semuanya digoreng dan tak ketinggalan lalapan berupa mentimun, kol (kobis) dan jika ada kemangi, serta tak ketinggalan sambal khas Lamongan. Dimana sambal ini khas dengan rasa bawang dan brambanngnya serta campur tomat goreng yang diulek secara manual alias menggunakan tangan.

Sebelum digoreng, semua menu diungkep (digodok sampai airnya habis) dulu, bersama bumbunya sehingga saat digoreng menjadi gurih dan renyah, karena bumbunya telah meresap. Untuk menggoreng nya dibutuhkan wajan yang besar dan cembung agar menu yang digoreng bisa masuk sempurna di dalam minyak sehingga masak secara merata sehingga menimbulkan rasa renyah.

Menu makan Warlam, bebek dan ayam kampung

Sobat Inspirasi, seperti ditempat lain, di Purbalingga juga ada tempat Warlam yang rekomendid yang patut dicoba yakni Warlam Pasar Bojongsari, tepatnya di jalan raya Bobotsari-Purbalingga. Warlam ini sudah berdiri sejak sepuluh tahun yang lalu kata Dono pemilik Warlam yang asli Lamongan.

Untuk mengoperasikan Warlam-nya, Dono membutuhkan 6 pegawai setiap harinya, yang sudah mempunyai tugas masing-masing, seperti memasak, mencuci, dan pelayanan pelanggan. Tiap harinya merekpun harus pergi belanja ke pasar untuk mencari kebutuhan menu di warung nya. Terutama cabai sebagai bahan baku yang sekarang sedang melonjak harganya.

Sejak pendemi Covid-19 melanda negeri Indonesia, pendapatan Warlam-nya mengalami sedikit penurunan. Banyak pengunjung yang menjarangkan makan diluar dikarenakan Pendemi Covid-19 ini. Memang pandemi ini sedang menguji manusia untuk bisa bertahan hidup. Banyak restoran top yang gulung tikar, namun Warlam walaupun terkena imbasnya masih bisa bertahan.

Pelayan Warlam sedang mempersiapkan menu untuk pelanggan

Untuk mengantisipasi hal tersebut Warlam Bojongsari menerapkan protokol kesehatan yakni dengan menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun. Membatasi tempat duduk agar tidak terlalu dekat dan semua karyawan nya wajib menggunakan masker, serta segera membersihkan meja dan tempat duduk setelah pelanggan selesai makan. Kebersihan selalu diutamakan.

Satu porsi ayam kampung di Warlam Bojongsari dihargai delapan belas ribu rupiah, burung dara dihargai duapuluh lima rupiah, bebek dihargai dua puluh ribu rupiah dan lele dihargai dua belas ribu rupiah. Walaupun kondisi ekonomi belum menentu harga setiap menunya tidak mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan agar pelanggan tetap datang, walaupun keuntungan sedikit yang penting bisa nutup operasionalnya.

Bagi Sobat Inspirasi yang sudah pernah atau belum silahkan bisa datang kesana, Insyallah protokol kesehatan selalu diterapkan di sana. Selain itu juga tempat parkir juga lumayan luas, dan tempat nya mudah dicari yakni di depan Pasar Bojongsari tepatnya sebelah utara SMK N Bojongsari

Nasi Bronjol, Makan Ndeso Yang Tiada Duanya

Kalau sobat inspirasi mau berwisata ke Serang Purbalingga tepatnya di Wisata Pinesan jangan lupa mampir di warung Bu Mukinah. Disana ada menu kuliner yang patut dicoba sama lidah sobat inspirasi yakni nasi Bronjol.

Menu makanan olahan ini terbuat dari nasi jagung dan beras merah yang dipadukan dengan lalaban dan ikan asin, tahu goreng, tempe goreng, juga ada petai serta sambal ijo yang mantul. Nasi ini merupakan makan khas Desa Serang, khas makana pengunungan yang tidak ada di daerah lain.

Dikatakan nasi Bronjol, menurut Bu Mukinah si empunya warung, dikarenakan jagung yang digunakan masih mronjol-mbronjol yakni tidak ditumbuk secara halus masih kasar. Sehingga jagung nya terasa tidak terlalu lembut, dan nasi mungkin bisa menjadi menjadi menu favorit bagi temen-temen yang sedang diet karbohidrat.

Perlu diketahui juga sambal goreng lombok ijonya masih terasa hangat dikarenakan membuatnya ditempat, saat ada pesanan. Lombok ijo digoreng setengah matang lalu di ulek dengan garam dan bumbu yang lainnya tanpa gula. Setelah lembut sambal diguyur sedikit minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng Lombok ijo.

Penyajian nya pun cukup unik, dengan cobek (piring yang terbuat dari tanah) dengan dialaskan daun pisang, membuat khas ndesonya keluar. Satu porsi nasi Bronjol dihargai Rp 10 ribu saja, dan saya rasa masih terjangkau bagi para pecinta kuliner.

Olahan makan khas ini tentunya perlu kita apresiasi dikarenakan sekarang makanan tersebut sudah jarang ada di masyarakat. Dengan adanya warung Nasi Bronjol ini diharapkan khasanah kekayaan aneka makanan di Indonesia tidak punah.

Kalau sobat inspirasi belum mencobanya silahkan datang saja setiap harinya, buka pukul 9an sampai jam 4 sore. Tempatnya bukan lagi di Samaran namun sudah pindah di sampang area parkir wahana wisata Pinesan, Serang, Purbalingga. Kalau bingung di google maps juga sudah terdaftar.

Selain menu Nasi Bronjol, warung ini pun menyajikan makan khas bayumas yakni mendoan anget, mie goreng/kuah dan berbagai minuman penghangat lainnya. Jangan lupa salam Madang dan salam Wareg!!!! (Sap’S)

Nasi Bronjol
RSS
Follow by Email
WhatsApp