Sobat Inspirasi, media sosial seperti YouTube Channel ternyata sudah banya memberikan inspirasi kepada kalangan anak muda untuk berinovasi salah satunya pembuatan ayam pok-pok. Uci salah satu penemuan makanan ayam pok-pok yang sekarang sangat digandrungi oleh kalangan ABG.
Ayam Pok-pok ini hampir sama dengan ayam “Kentucky” yang biasa dijajakan dipinggir jalan, namun dalam kemasan mini. Sebagaimana diketahui Ayam Kentucky jalanan yang biasanya terlalu tebal tepung nya atau yang bisa disebut tepungky atau baja jawanya glepungky.
Sedangkan ayam pok-pok ini dipotong kecil-kecil, dan pelumuran tepungnya juga tidak terlalu tebal. Sebelum digoreng, potongan ayam di celupkan air bumbu yang diwadahi toples plastik selama beberapa beberapa 15 menit agar bumbu meresap ke dalam daging ayam.
Setelah itu diulek dengan tepung terigu dan tapioka sampai daging ayam benar-benar terbungkus tepung semua. Kemudian digoreng dengan api sedang setelah itu ditiriskan sebentar lalu dimasukkan kedalam stereofom ukuran kecil (10 cm).
Per porsi nya dibanderol 10 ribu rupiah untuk rasa berbekyu dan rasa keju dihargai 12 ribu rupiah. Jika ditambah dengan nasi maka harganya tambah 3 ribu rupiah. Ayam Pok-pok juga menyediakan kentang goreng dengan harga 6 ribu per porsi nya.
Ayam Pok-pok bertempat di depan GR Mart Karangmoncol, dan baru 3 minggu buka. Selama 3 minggu omset penjualan sudah mencapai 500 porsi. Dan kebanyakan yang beli para ABG, dan anak-anak yang biasa dimakan tanpa nasi.
Untuk bisa berjualan seperti itu,Uci membutuhkan modal sekitar 4,5 juta rupiah. 3 juta buat beli gerobak, 1,5 juta rupiah buat beli peralatan memasak seperti kompor gas, tabung gas 3 kg, panci buat masak dll.
Seharinya ayam pok-pok menghabiskan 5-7 kg ayam, sedang 1 tabung gas 3 kg bisa bertahan sampai 5-6 hari. Kalau dihitung-hitung pendapatan lumayan bisa untuk mengembalikan modal. Dimasa pandemi, menurut Uci pedagang kaki lima dituntut kreativitas agar bisa bertahan dan tetap eksis. (Sap’$).
