Anak-anak Belajar Sejarah di MTL Jenderal Soedirman

SobatInspirasi, Tak biasanya, Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Soedirman begitu ramainya dari celoteh anak-anak SD, Sabtu (28/1/2023). Mereka terlihat antusias memperhatikan gurunya menerangkan kepahlawanan Jenderal Soedirman.

Lindawati Guru SDN 1 Langkap Kecamatan Kertanegara mengatakan kegiatan luar sekolah ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak. Yakni terkait patriotisme dan nasionalisme kepada bangsa dan negara Indonesia.

” Mereka sangat senang dan gembira, dikarenakan mereka juga belum pernah ke sini. Ditengah perjalanan mereka pun sangat menikmati nya. Pembelajaran luar ini diikuti oleh 50 an siswa dari kelas 1 sampai kelas 4,” ujar Linda.

Sedangkan Eti Siswati Guru kelas 5 SDN 1 Sinduraja mengatakan  selain mengenalkan sejarah juga mengenalkan seni rupa terutama seni patung, yakni fungsi patung sebagai monumen. Mereka pun  belum pernah memahami MTL Jenderal Soedirman, dikarenakan belum pernah mengunjungi monumen ini.

” Selain refreshing, pembelajaran ini juga berperan untuk menambah pengetahuan para anak didik,” pungkasnya. (dy)

30 tahun Gecot Pak Sis Melegenda

SobatInspirasi, Kalau berbicara kuliner tentunya tak akan ada habisnya. Seperti itu juga dengan Gecot Pak Sis yang sudah melegenda selama 30 tahun masih tetap eksis dan nyami’ dicari para penggemarnya. Bertempat di los yang sederhana di jalan Isdiman tepatnya di sebelah timur Radio SBS Purbalingga.

Lika-liku dunia pergecotan membuat Pak Sis mengalami 3 kali perpindahan tempat jualan, hal tersebut dikarenakan tempat mangkalnya merupakan los sewaan yang setiap tahunnya biaya sewanya naik. Diceritakan selama 15 tahun di depan PMI Purbalingga, kemudian pindah di depan Hotel Utama selama 10 tahun mangkal, dan di tempat yang baru sudah mangkal selama 5 tahun.

Kesederhanaan warung gejot Pak Sis masih terasa dari susunan meja dan bangku panjangnya yang masih terbuat dari kayu jawa. Bukan warung yang kekinian dengan meja stainless atau meja kopi ala anak muda. Depan warungnya juga hanya terdapat spanduk bertuliskan “ Gecot Pak Sis”, yang konon pada kepemimpinan Bupati kala itu “Bupati TBS” menjadi menu favoritnya untuk mengenalkan Kuliner Purbalingga ke dunia luar.

“ Saya sudah berjualan sejak 30 tahun yang lalu, bersama warung makan Tamansari kala itu masih di dekat PMI Purbalingga. Warung Tamansari sekarangh sudah bisa membeli los, sedangkan saya masih ngontrak, sehingga harus berpindah-pindah tempat jualan,” kata Pak Sis sambil menguleg sambal gecotnya, Rabu (15/6/2022).

Menurut Pak Sis, sambal yang diulegknya terbuat dari cabai rawit yang sudah dikukus, kacang tanah yang digoreng kemudian ditumbuk dengan gula jawa dan ditambahkan dengan sedikit garam. Yang menjadi nyami sambel gejotnya dikarenakan dikasih bawang putih mentah sehingga sangat terasa, bawangnya. Selain itu juga penggunjung bisa memesan tingkat kepedasan, sedang atau pedas dan super pedas.

Sebelum di campur, tahu putihnya di goreng terlebih dahulu sehingga kehangatan gecotnya pun terasa. Seperti gejot pada umumnya, campuran gejot ini pun terdiri dari irisan tahu goreng, irisan ketupat, irisan sayur kol, kerupuk, yang membedakan hanya bawang merah goreng sebagai toppingnya.

Jika dilihat dari rasa dan banyaknya sangat pas bagi kalangan masyarakat bawah yang berkantong “cekak”. Gecot Pak Sis dijual dengan dua porsi, yakni porsi sedang dan banyak. Porsi sedang dihargai hanya 10 ribu rupiah sedangkan porsi jumbo dihargai sebesar 15 ribu rupiah.

“ Enak dan pas bumbunya,” kata Wisnu salah satu pelanggannya.

Ketika ditanya regenerasi sehubungan sudah lanjut usia, Pak Sis hanya menjawab belum di lakukan dikarenakan ke 3 tiga anaknya merupakan semua perempuan padahal untuk berjualan harus membutuhkan tenaga yang eksta. Hal itu dikarenakan warung buka sejak pukul 10 siang dan tutup jam 8 malam. (dy)

Hardika Dwi Hermawan Seorang Inisiator Desamind Indonesia

SobatInspirasi– Hardika Dwi Hermawan, pemuda asal Desa CIpaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, telah menorehkan prestasi di bidang pengabdian masyarakat. Pemuda berusia 29 tahun ini telah berkontribusi dengan menginisiasi sebuah organisasi sosial bernama Desamind.

Desamind merupakan organisasi non-profit di bawah naungan Desamind Indonesia Foundation yang berbasis pendidikan dan sosial kemanusiaan, ekonomi, serta lingkungan. Desamind beranggotakan 1000 pemuda dari seluruh penjuru Indonesia yang menjadi mitra di banyak desa, tujuannya membentuk masyarakat maju, berdaya saing, serta melek peradaban.

Sejak awal mulanya di tahun 2020, Desamind mampu memperoleh penghargaan Top 3 Mata Garuda Prize di bidang pengabdian masyarakat dan lingkungan dari LPDP Kementerian Keuangan. Kemudian di tahun berikutnya, pada ajang yang sama, Desamind memperoleh penghargaan produk binaan terbaik dalam bidang bisnis dan ekonomi.

Walau baru 2 tahun bergerak, kini Desamind memiliki 12 cabang resmi yang berada di berbagai kabupaten di Indonesia. Setiap chapter memiliki desa-desa mitra di kabupaten masing-masing sebagai target pengembangan desa. Di tahun 2021 Desamind Chapter Purbalingga bermitra dengan desa-desa di Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.

Hardika Dwi Hermawan sebagai salah satu pendiri Desamind Indonesia Foundation, memiliki segelintir prestasi dan penghargaan seperti Peraih Alumni Award LPDP’19 Bidang Pendidikan, Penerima Beasiswa LPDP Luar Negeri Jalur Prestasi Nasional/Internasional, serta meraih lebih dari 40 Penghargaan Nasional/Internasional.

Hardika menjelaskan bahwa yang melatarbelakangi terbentuknya Desamind Indonesia adalah keresahan dan rasa tanggung jawab sosial ketika ia baru saja menyelesaikan studinya dari luar negeri.

“Pada awalnya saya berpikir tentang apa yang sebenarnya bisa saya lakukan ketika pulang ke desa. Kemudian saya dan teman-teman, memulai gerakan bernama Desamind. Desa sebetulnya juga punya potensi, hanya saja kalau mau berkembang memang butuh adanya pola pikir. Kami ingin menumbuhkan mindset dan semangat berkembang para pemuda demi masa depan desa,” ujarnya.

Sebagai salah satu pendiri Desamind Indonesia Foundation, Hardika berharap dan mengajak para pemuda untuk menjadi agen perubahan. Sudah sepantasnya lanjut Hardika, para pemuda memiliki wawasan luas dan kompetensi kelas dunia, namun harus tetap punya sikap dan pemahaman akar rumput permasalahan seputar desa. (GIN/Kominfo)

Pastibangga Bagikan 300 Boks Makanan Berbuka Puasa

Sobat Inspirasi-Paguyuban Alumni SMP Negeri Tiga Purbalingga (Pastibangga) lintas angkatan bersama OSIS, jajaran dewan guru dan karyawan SMPN 3 Purbalingga, Sabtu (9/4/2022) sore membagikan 300 boks makanan berbuka puasa dan takjil, di depan sekolah atau disepanjang Jl Kopral Tanwir, Purbalingga.

Kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan pada setiap bulan Ramadan, dengan sasaran masyarakat yang layak diberi, seperti tukang becak, ojek online, sopir angkutan, buruh yang pulang kerja maupun pengguna jalan yang melintas di depan sekolah setempat.

Ikut membagikan makanan dan takjil itu, Ketua Pastibangga Drs Winarno Nuswantoro, M.Si beserta sejumlah alumni, Kepala SMPN 3 Purbalingga Subarno, S.Pd, pengurus OSIS, para guru dan karyawan serta siswa Kelas VII yang sedang mengikuti pesantren Ramadan di sekolah.

“Kita percaya dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan sebuah rasa persaudaraan yang tinggi, baik antara teman-teman alumni, OSIS, guru dan karyawan SMPN 3 Purbalingga dengan masyarakat umum,” ujar Ketua Pastibangga Winarno Nuswantoro yang didampingi humas SMPN 3 Purbalingga, Andi Prasetyo, S.Pd.

Kepala SMPN 3 Purbalingga, Subarno, S.Pd mengapresiasi kegiatan yang dimotori oleh Pastibangga ini.

“Kegiatan ini sangat membantu masyarakat yang akan berbuka puasa saat mereka berada di jalan. Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Pastibangga di berbagai kegiatan, termasuk sore hari ini. Sekaligus kegiatan ini melatih kepekaan sosial anak-anak,” ujar Subarno.

Salah seorang buruh bangunan, Taryono (45) mengucapkan terima kasih karena mendapat makanan berbuka dan takjil berupa segelas kolak dan minuman kacang hijau.

“Terima kasih atas rejeki yang kami terima dari SMPN 3 Purbalingga,” ujar Taryono, seorang buruh bangunan warga Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara. (***)

Perusakan Hutan Akibatkan Longsor Terus Terjadi di Jalur Siregol

Sobat Inspirasi– Bencana longsor terus menerus terjadi di jalan yang menghubungkan Desa Kramat – Sirau, Kecamatan Karangmoncol atau yang biasa disebut Jalur Siregol. Terbaru, Selasa kemarin (05/03/2022) longsor kembali terjadi di jalur yang membelah kawasan hutan itu sehingga memutus akses jalan.

“Kali ini longsor lebih besar dari sebelumnya. Material batunya lebih besar-besar dan lebih banyak,” ujar Hendri Sutrisno, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Autentic Desa Sirau, Rabu (06/03).Hendri menambahkan lokasi terjadinya longsor kali ini tak jauh dari titik sebelumnya. “Kalau yang sekarang ini lokasi longsor ada di 11 titik,” ujarnya.

Menurut Hendri, longsor yang terus menerus terjadi salah satunya diakibatkan oleh masifnya perusakan hutan. “Saat ini banyak hutan yang sudah dirambah atau diubah menjadi kebun kapulaga,” ujarnya.

Analisis Hendri diamini oleh aktivis pecinta alam Purbalingga. Teguh Pratomo dari Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda menyatakan hasil turun lapang yang dilaksanakan belum lama ini memang membeberkan fakta bahwa kawasan hutan yang seharusnya ditumbuhi pepohonan sudah berubah menjadi kebun kapulaga.

“Kami melakukan survei pada 4-6 Maret 2022 lalu dan faktanya memang demikian, daerah yang seharusnya hutan lindung sudah menjadi ‘Taman Kapulaga Indah’. Selain itu memang terjadi juga penebangan liar,” ujarnya.

Teguh menyampaikan survei yang dilakukan melewati kawasan hutan mulai dari Desa Kramat sampai ke Sirau. “Kondisinya memang sudah memprihatinkan, jika dari tepi jalan masih tampak seperti hutan, tak sampai 1 kilometer kami berjalan sudah penuh tanaman kapulaga,” ujarnya.

Penyuluh Kehutanan Wilayah Karangmoncol Hijrah Utama menambahkan budidaya kapulaga tanpa memperhatikan kondisi tutupan lahan memang tidak baik dari sisi konservasi. “Sebenarnya kapulaga adalah tanaman tumpangsari namun karena kondisi tanaman pokok kayu-kayuannya hilang menyebabkan tanah kehilangan daya cengkram sehingga longsor kerap kali terjadi. Jadi permasalahan pokok sebenarnya lebih diakibatkan hilangnya tanaman pokok kayu-kayuan,” katanya.

Apalagi kondisi lahan di area sekitar jalur Siregol memang memiliki kemiringan curam yang seharusnya memang untuk konservasi bukan budidaya. Kemudian, tanaman pokok, kondisinya banyak yang ditebang. “Jika tutupan lahannya berkurang / hilang dengan curah hujan yang tinggi tentunya akan meningkatkan risiko longsor, itulah yang terjadi di Siregol,” ujar alumnus Magister Ilmu Lingkungan Unsoed itu.

Ketua PPA Mayapada Rully Suyitno menyatakan longsor Siregol memantik keprihatinan komunitas pecinta alam Purbalingga. Pihaknya sudah kerap melakukan penanaman pohon dan sosialisasi tentang konservasi. Namun, kata Rully, hal itu harus diikuti kesadaran masyarakat dan dukungan semua stakholder.

“Waktu longsor pertama kami langsung beraksi dengan menanam 3300 pohon oleh gabungan pecinta alam Purbalingga. Namun, hal itu akan terus terjadi jika perusakan hutan masih terus dilakukan,” ujarnya.

Sebagai informasi, kawasan hutan di area Siregol dan sekitarnya merupakan benteng hutan alam terakhir di Purbalingga. Ketua Ekspedisi Sisik Naga Gunanto Eko Saputro menyebutkan kawasan hutan itu masih memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

“Hasil ekspedisi kami di tahun 2020 bersama Kelompok Studi Biologi Unika Atmajaya mengidentifikasi setidaknya ada 46 jenis burung, berjenis primata,mamalia serta keanekaragaman hayati lainnya, termasuk yang dilindungi seperti Owa Jawa (Hylobates Moloch) dan Elang Jawa (Nizaetus bartelsii),” ujarnya.

Pasar Grumung RW 07 Kalimanah Wetan dilirik lembaga keuangan

Sobat Inspirasi, Pasar grumung Kalimanah Wetan yang pernah diberitakan pada minggu lalu, menarik perhatian lembaga perbankan yakni BRI Unit Kalimanah, hal ini di tandai dengan kunjungan tim lembaga tersebut ke lokasi pasar pada minggu (13/3/2022)

Kepala unit BRI Kalimanah, Pandu yang hadir beserta timnya mengatakan, kami melakukan kunjungan ke sini dalam rangka ikut mensuport sekaligus pemantaun terkait konsistensi warga yang bejualan.

” Bila nanti dalam waktu 1 bulan, satu setengah bulan ke depan pasar ini semakin berkembang, pihaknya akan menawarkan kerjasa sama dalam bentuk penyaluran kredit mikro, dengan program pembiayaan UMi (Ultra Mikro) segmen nasabah pelaku usaha mikro atau keci,” katanya.

Para pedangang lanjut Pandu dapat mengajukan kredit modal usaha secara individual, BRI akan memfasilitasi melalui agen-agen yang berasal dari masyarakat setempat yang sudah melalui kualifikasi Bank BRI Unitnya. Agen dari masyarakat setempat yang memang sudah mengenal karakteristik. orang-orang dilingkunganya, sehingga tau besaran biaya modal yang pantas untuk diberikan.

“Nilai kredit yang bisa diakses melalui program UMi (Ultra Mikro) perdagangan bervariatif mulai dari 500 ribu 1 juta sd 5 juta,jangka pengembalian sampai dengan 6 bulan,dan ada kredit musiman sampai dengan 10 juta,untuk pertanian dengan dibayar habis panen,” imbuhnya lagi.

Lebih lanjut dikatakan Pandu, dirinya bersama tim, untuk ke depan akan mensosialisasikan penggunaan alat bantu pembayaran yakni dengan kode QRIS ( Quick Respon Indonesia Standar) untuk transaksi keuangan pada kluster pedagang yang baru ini.

“Perbankan itu kan sudah semakin maju teknologinya, untuk transaksinya pedagang akan dibantu dengan kode QRIS, QRIS sebagai produk baru dari Bank Indonesia, dan QRIS bukan aplikasi, namun perangkat pembayaranya dengan Bar Code ,seperti yang sudah dilaunching pihak perwakilan BI wilayah Banyumas beberapa bulan lalu di pasar Segamas yang di hadiri oleh Bupati Purbalingga, “kata Pandu

Sebagai literasi keuangan dan platform QRIS pembayaran non tunai bisa dibayar dimana saja, seperti Ovo, Go-pay, Dana, Link aja dan aplikasi Brimo dan lain sebagainya. Syaratnya punya rekening bank, KTP dan nomor handphone yang aktif, apalagi dimasa pandemi yang memang untuk mengurangi kontak langsung pembayaran tunai.

Ditempat yang sama, Fahmi selaku panitia kegiatan menyampaikan, antusias warga masih cukup tinggi, walaupun masih ada pedagang yang ragu-ragu mau dagang apa tidak, namun demikian dari pemantauanya, beberapa pedagang sudah mulai menyajikan dagangan dengan menu yang bervariatif. (Ady)

Ujian Perangkat Desa, Dari 14 Peserta, Masuk Pasangrade 1 Peserta

SobatInspirasi, Dari 14 peserta yang mengikuti ujian penerimaan Perangkat Desa Rajawana Kecamatan Karangmoncol hanya satu yang lolos pasangrade. Batas minimal yang ditetapkan untuk ujian tertulis minimal mendapat 75 dan ujian kompetensi komputer minimal 25.

Ketua panitia penerimaan perangkat desa Rajawana, Kamilin mengatakan batas minimal dilakukan cukup tinggi bertujuan agar perangkat yang diterima mempunyai kompetensi yang memadai. Sehingga laju roda kepemerintahan di desa semakin baik.

“Memang resikonya, seperti sekarang yang lulus tidak banyak yakni hanya satu orang yakni Hemas Candra Pratiwi dengan nilai ujian tulis 83 dan ujian kompetensi komputer dengan nilai 43, “katanya.

Kamilin juga menambahkan ada dua formasi yang dibutuhkan yakni Kasi Kesra dan Kaur Tata Usaha dan Umum. Untuk Kesra peserta hanya 3 orang dan tidak ada yang lolos. Sedangkan untuk Kaur Tata Usaha dan Umum hanya lolos satu orang.

Peserta Ujian Penerimaan Perangkat Desa

” Setelah selesai proses ini akan kami laporkan ke Kepala Desa untuk ditindaklanjuti dan lanjutkan untuk mendapatkan rekomendasi dari Camat,” tambahnya.

Camat Karangmoncol, Hendro Prasetyo mengatakan ujian penerimaan Perangkat dilakukan secara ketat dan profesional. Para pembuat soal dilakukan proses karantina satu malam hal ini dilakukan untuk menghindari kebocoran soal.

” Proses karantina diawasi oleh Forum Komunikasi Kecamatan (Forkompimcam) Karangmoncol yakni Kapolsek Karangmoncol, dan Danramil Karangmoncol,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui proses penerimaan perangkat desa di kabupaten Purbalingga sangat diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kesejahteraan perangkat semakin hari semakin meningkat.

Disana ada penghasilan tetap dan tunjangan kinerja yang diambil dari anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) dan ditambah bengkok desa yang diterima sesuai dengan besar kecilnya kekayaan tanah desa. (-dy)

RSS
Follow by Email
WhatsApp