Sobat Inspirasi, naiknya harga cabai khususnya cabai rawit merah ” cabai setan ” di pasaran, membuat para pedagang bibit meraup keuntungan yang lumayan besar. Para petani banyak yang beralih dari tanaman padi mencoba peruntungan menanam cabai.
Imam salah satu pedagang bibit mengatakan penjualan bibit akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang signifikan. Sehari dirinya bisa menjual dari 20 sampai 40 baki, setiap bakinya dijual Rp 70 ribu. Satu bakinya ada 360 buah bibit.
Penjualan dilakukan dari pasar ke pasar, sekitar wilayah kecamatan Karangmoncol, Karanganyar dan Rembang. Kadang para petani juga datang membeli bibit ke tempat pembibitan, yang berlokasi di jalan raya Bobotsari-Rembang. Tepatnya di Majingklak, desa Tamansari.
Selain dijual perbaki, Imam juga melayani penjualan bibit persatuan dengan harga seribu dapat 3 bibit. Bibit didatangkan dari Kabupaten Magelang yang masih dalam bentuk tunas kecil, sekitar umur 1-2 minggu. Kemudian bibit dipelihara dalam green house, hingga umur 1-3 bulan baru di jual.

Setiap sore bibit dilakukan penyiraman agar bibit selalu sehat dan tidak mati. Sedangkan untuk pemupukan dan pemberantasan hama dilakukan setengah bulan sekali.
Pemupukan dilakukan dengan pupuk cair, yakni pupuk organik yang dicairkan. Pemupukan bertujuan agar daun tetap hijau dan batang cabai tidak lembek, keras sehingga ditanam kemungkinan hidupnya lebih tinggi.
Sedangkan penyemprotan dilakukan untuk memberantas hama cabai seperti ulat daun, daun keriting, daun bule, dan hama sejenisnya. Kemudian juga penyemprotan dilakukan untuk upaya preventif mencegah hama.
Selain menjual berbagai bibit cabai seperti cabai merah, cabai keriting, cengis merah, cengis putih, cabai hijau besar/merah, Imam Juga menjual bibit terong, tomat sert bibit pertanian lainnya. (Sap’$)