Sobat Insiprasi, siang itu (Minggu,31/1/2021) Lukman (65 th) seorang anggota kelompok tani Maju Makmur Desa Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol dengan gesitnya memberikan pakan berupa jerami kepada sapi-sapi yang di peliharanya. Ada sekitar 24 sapi yang dipelihara oleh kelompok tani ini, 18 ekor merupakan hasil pengembangbiakan bantuan sapi pemerintah dan 6 ekor merupakan sapi anggota kelompok yang dititipkan disana.
Setiap hari Lukman bersama 9 rekannya yang juga sama-sama anggota kelompok tani, harus membersihkan kotoran-kotoran sapi dan mencari rumput untuk pakan sapi yang menjadi tangungjawabnya. Selain kebersihan kandang kebersihan fisik sapi juga menjadi prioritas, setiap pagi juga harus memandikan sapi agar kesehatan sapi selalu terjaga. Kutu sapi yang biasanya menghinggapi kepala sapi juga harus sering dibersihkan, dengan obat pembersih kutu.
Sapi yang dipelihara berjenis kawin silang sapi local dan sapi Brahman. Pengembangbiakan menggunakan cara kawin suntik yang dilakukan oleh petugas dari dinas pertanian Purbalingga, dalam hal ini Balai Pertanian Kecamatan Karangmonol. “Suntiknya Gratis, tidak ada biaya sepeserpun” tambahnya.
Baca Juga :
Sayur Kulit Mlinjo Ternyata Bisa Mengobati Asam Urat Loh
Walaupuan belum menuai hasil yang maksimal, Lukman dan kelompoknya merasa puas dengan keberhasilan yang di raihnya saat ini. Melihat sapi yang gemuk-gemuk dan sebagian sapi betina yang sedang bunting membutanya terus bersemangat. “ Sebenarnya kami sudah cukup tua untuk memelihara sapi, kami membutuhkan regenerasi, namun sampai saat ini belum ada,” katanya sambil melihat langit-langit kandang, yang kelihatan sudah terlalu lapuk.
Selain mendapatkan keuntungan dari pengembangbiakan anak, KT ini juga mendapatkan keuntungan dari kotorannya. Kotoran sapi diolah menjadi pupuk organik yang dijual kepada masyarakat perkilonya sebesar 500 rupiah. Sebelum corona dalam sehari KT ini bisa memproduksi sekitar 1 kuintal pupuk organik.
“ Semenjak Corona sampai saat ini kotoran belum diolah menjadi pupuk organik, hal ini karena sebagian anggotanya takut, kemungkinan terjangkiti Corona karena bergelut dengan kotoran akibat bau yang menyengat. Disamping itu pula karena tempat pengolahan yang terbatas yang berbarengan dengan kantor,” katanya.

Terkait dengan segi keamanan kandang dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian, setiap harinya ada yang stanby di kandang, full 24 jam. Jika malam kami juga sering ditemani oleh anak-anak muda untuk sekedar tonggkrongan. Dalam satu malam ada 3-5 orang yang selalu berjaga guna mengaamankan kandang dari oknum panjang tangan.
Hamdani sekretaris KT Maju Makmur 2 mengatakan kelompok taninya mulai memelihara sapi sejak tahun 2017, tepatnya setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang sebesar 175 juta rupiah. Uang tersebut dibelanjakan 100 juta guna membeli 10 ekor sapi. Pembuatan kandang 25 juta rupiah, pembelian kendaraan roda 3 25 juta rupiah dan pembelian pencacah rumput 25 juta rupiah.
Tanah yang digunakan merupakan sewa dari tanah bengkok kades seluas ¾ hektar , ¼ hektar untuk lahan kandang dan ½ hektar untuk lahan rumput guna pakan sapi. Rumput yang ditanam jenis rumput gajah, odot dan setaria. Lahan disewa selama 9 tahun dengan besaran biaya sebanyak 11 juta rupiah, yang dibiayaai oleh iuran anggota.

Karena melihat perkembangan sapi yang berprospek sangat bagus KT Maju Makmur 2, tahun 2021 akan diberikan lagi bantuan sapi sebanyak 20 ekor oleh Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga. Untuk itu tahun 2021, KT Maju Makmur harus menyediakan kandang satu lagi yang bisa menampung sapi sebanyak 20 ekor.
Untuk memperluas kandang sapi harus memindah kandang kambing yang tempatnya sudah disediakan di sebelah kantor. Untuk membangun kandang yang permanen KT Maju Makmur harus menyediakan dana sekitar 24 juta. Kandang rencananya akan dibuat permanen sehigga diharapkan bisa lebih kokoh dan tahan lama dibandingkan dengan semi permanen.
” Kami mempunyai harapan kelompok tani ini terus berkembang dan bisa menjadi perocontohan bagi kelompok-kelompok tani yang lain,” pungkas Hamdani. (Sap’$)