Anda Lapar? Warlam jadi solusinya

Sobat Inspirasi, jika anda Lapar saat perjalanan dari jauh dan tidak membawa bekal disaat jam makan siang, maka tidak usah gelisah karena ada Warung Lamongan (Warlam) yang senantiasa buka untuk anda. Warlam biasanya buka jam empat sore sampai jam setengah dua belas malam, walaupun beda pemilik disetiap Warlam menghidangkan menu hampir sama.

Warlam biasanya menghidangkan menu ayam kampung, bebek, burung dara, lele yang semuanya digoreng dan tak ketinggalan lalapan berupa mentimun, kol (kobis) dan jika ada kemangi, serta tak ketinggalan sambal khas Lamongan. Dimana sambal ini khas dengan rasa bawang dan brambanngnya serta campur tomat goreng yang diulek secara manual alias menggunakan tangan.

Sebelum digoreng, semua menu diungkep (digodok sampai airnya habis) dulu, bersama bumbunya sehingga saat digoreng menjadi gurih dan renyah, karena bumbunya telah meresap. Untuk menggoreng nya dibutuhkan wajan yang besar dan cembung agar menu yang digoreng bisa masuk sempurna di dalam minyak sehingga masak secara merata sehingga menimbulkan rasa renyah.

Menu makan Warlam, bebek dan ayam kampung

Sobat Inspirasi, seperti ditempat lain, di Purbalingga juga ada tempat Warlam yang rekomendid yang patut dicoba yakni Warlam Pasar Bojongsari, tepatnya di jalan raya Bobotsari-Purbalingga. Warlam ini sudah berdiri sejak sepuluh tahun yang lalu kata Dono pemilik Warlam yang asli Lamongan.

Untuk mengoperasikan Warlam-nya, Dono membutuhkan 6 pegawai setiap harinya, yang sudah mempunyai tugas masing-masing, seperti memasak, mencuci, dan pelayanan pelanggan. Tiap harinya merekpun harus pergi belanja ke pasar untuk mencari kebutuhan menu di warung nya. Terutama cabai sebagai bahan baku yang sekarang sedang melonjak harganya.

Sejak pendemi Covid-19 melanda negeri Indonesia, pendapatan Warlam-nya mengalami sedikit penurunan. Banyak pengunjung yang menjarangkan makan diluar dikarenakan Pendemi Covid-19 ini. Memang pandemi ini sedang menguji manusia untuk bisa bertahan hidup. Banyak restoran top yang gulung tikar, namun Warlam walaupun terkena imbasnya masih bisa bertahan.

Pelayan Warlam sedang mempersiapkan menu untuk pelanggan

Untuk mengantisipasi hal tersebut Warlam Bojongsari menerapkan protokol kesehatan yakni dengan menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun. Membatasi tempat duduk agar tidak terlalu dekat dan semua karyawan nya wajib menggunakan masker, serta segera membersihkan meja dan tempat duduk setelah pelanggan selesai makan. Kebersihan selalu diutamakan.

Satu porsi ayam kampung di Warlam Bojongsari dihargai delapan belas ribu rupiah, burung dara dihargai duapuluh lima rupiah, bebek dihargai dua puluh ribu rupiah dan lele dihargai dua belas ribu rupiah. Walaupun kondisi ekonomi belum menentu harga setiap menunya tidak mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan agar pelanggan tetap datang, walaupun keuntungan sedikit yang penting bisa nutup operasionalnya.

Bagi Sobat Inspirasi yang sudah pernah atau belum silahkan bisa datang kesana, Insyallah protokol kesehatan selalu diterapkan di sana. Selain itu juga tempat parkir juga lumayan luas, dan tempat nya mudah dicari yakni di depan Pasar Bojongsari tepatnya sebelah utara SMK N Bojongsari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
WhatsApp